Jumat, 30 Maret 2018

SEMINAR NASIONAL: “Pendidikan Non Formal di Era Revolusi 4.0.”


SEMINAR NASIONAL: “Pendidikan Non Formal di Era Revolusi 4.0.”


Seminar Nasional: Peran Pendidikan Non Formal di Era Revolusi 4.0. (23/3)

Pada hari jumat, 23 Maret 2018, Jurusan Pendidikan Non Formal telah menyelenggarakan acara Seminar Nasional yang bertemakan “ Peran Pendidikan Non Formal di Era Revolusi 4.0” yang bertempat di Digital Library lt 4 UNY Kampus Pusat. Acara ini adalah salah satu rangkaian dari program kerja Hima Pendidikan Non Formal Kabinet Senada. Menurut Risa widyasari, selaku penanggung jawab acara Seminar Nasional dalam wawancaranya “Berkaitan dengan revolusi industri 4.0. dimana sekarang ini banyak teknologi yang berkembang pesat dengan munculnya super robotic, big data, dan yang lainnya dalam dunia industri tak terkecuali dalam dunia pendidikan, sehingga dengan adanya seminar ini diharapkan sebagai mahasiswa Pendidikan Non Formal, dapat menegetahui peran seperti apa yang dapat dilakukan dalam era revolusi 4.0 ini.

Registrasi peserta dan tamu undangan acara Seminar Nasional Jurusan PNF.

Acara diawali dengan pembukaan oleh Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr.Sutrisna Wibawa, M.Pd, beliau menyampaikan bahwa pada tahun ini Program studi pendidikan Luar Sekolah di berbagai Universitas telah berganti menjadi Pendidikan Non Formal, namun ranah prodi tersebut tetap sama yang membedakan hanya nama dan administrasinya saja, namun kedepannya ranah pembelajaran tetap sama dan sama-sama terjun di masyarakat. 

Pada acara tersebut, panitia menghadirkan 3 pembicara yang sangat luat biasa, yang berkiprah dalam dunia Pendidikan Non Formal tentunya, yaitu Dr.Samto,M.Pd. selaku Kasubdit Pendidikan Keaksaraan dan Budaya Baca; Prof. Dr. Supriyono, M.Pd. selaku Guru Besar Universitas Negeri Malang serta Ketua IKAPENFI; kemudian pembicara yang ketiga adalah Prof. Dr.Yatim Riyanto, M.Pd, selaku Guru Besar Universitas Negeri Surabaya. 

Dalam materinya Dr. Samto M.Pd, menyampaikan tentang tantangan PAUD dan PENMAS, yaitu sebagai bonus demografi mempersiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka serta tantangan arus perkembangan teknologi, adanya loncatan perkembangan teknologi dimana kita harus bisa menyesuaikan dengan adanya teknologi yang semakin canggih ini, karena usia tidak membatasi untuk kita belajar. Pemateri kedua disampaikan oleh, Prof. Dr. Supriyono, M.Pd, beliau menyampaikan tentang revisi 4.0 dimanfaatkan untuk kearifan lokal bagi pendidikan, pendidikan karakter tidak bisa diajarkan secara formal, tetapi harus dilakukan secara langsung. Beliau juga menyampaikan bahwa pembelajaran tidak hanya dalam kelas dan terpacu dengan dosen, namun kita harus dapat belajar secara mandiri. 

Kemudian setelah itu dilanjutkan pemateri ketiga oleh Prof. Dr. Yatim Riyanto, M.Pd, beliau menyapaikan tentang esensi Pendidikan Non Formal, dimana PNF pada dasarnya dapat memenuhi kebutuhan pendidikan (belajar) semua lapisan masyarakat berdasarkan situasi dan kondisi (lingkungan) mereka berdomisili.

Pemberian kenang-kenangan kepada Dirjen PAUD DIKMAS selaku pembicara.

Dengan materi-materi yang telah disampaikan tersebut, kita sebagai mahasiswa PNF dapat melakukan pengembangan dengan memanfaatkan satuan-satuan pendidikan sebagai laboratorium, kita harus banyak melakukan pengembangan di ranah PNF, serta agar tidak tertinggal oleh zaman kita harus meningkatkan strategi pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman. Acara tersebut terbilang sukses, berkat kerja keras semua panitia, dan hal itu terlihat dari banyaknya jumlah peserta. Peserta yang hadir tidak hanya dari mahasiswa Pendidikan Non Formal saja melainkan juga dari jurusan lain dan juga dari kalangan umum.

1 komentar:

  1. permainan games sabung ayam online terpercaya di indonesia
    raih kemenangan anda 100% tanpa bot sekarang juga
    info selengkapnya dapat hubungi cs kami :
    WA: +628122222995

    BalasHapus