SEMINAR NASIONAL: “Pendidikan Non Formal di Era Revolusi 4.0.”
![]() |
Seminar Nasional: Peran Pendidikan Non Formal di Era Revolusi 4.0. (23/3) |
Pada
hari jumat, 23 Maret 2018, Jurusan Pendidikan Non Formal telah menyelenggarakan
acara Seminar Nasional yang bertemakan “ Peran Pendidikan Non Formal di Era
Revolusi 4.0” yang bertempat di Digital Library lt 4 UNY Kampus Pusat. Acara
ini adalah salah satu rangkaian dari program kerja Hima Pendidikan Non Formal
Kabinet Senada. Menurut Risa widyasari, selaku penanggung jawab acara Seminar Nasional
dalam wawancaranya “Berkaitan dengan revolusi industri 4.0. dimana sekarang ini
banyak teknologi yang berkembang pesat dengan munculnya super robotic, big
data, dan yang lainnya dalam dunia industri tak terkecuali dalam dunia
pendidikan, sehingga dengan adanya seminar ini diharapkan sebagai mahasiswa Pendidikan Non Formal, dapat menegetahui peran seperti apa yang dapat dilakukan
dalam era revolusi 4.0 ini.
![]() |
Registrasi peserta dan tamu undangan acara Seminar Nasional Jurusan PNF. |
Acara
diawali dengan pembukaan oleh Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr.Sutrisna
Wibawa, M.Pd, beliau menyampaikan bahwa pada tahun ini Program studi pendidikan
Luar Sekolah di berbagai Universitas telah berganti menjadi Pendidikan Non
Formal, namun ranah prodi tersebut tetap sama yang membedakan hanya nama dan
administrasinya saja, namun kedepannya ranah pembelajaran tetap sama dan
sama-sama terjun di masyarakat.
Pada
acara tersebut, panitia menghadirkan 3 pembicara yang sangat luat biasa, yang
berkiprah dalam dunia Pendidikan Non Formal tentunya, yaitu Dr.Samto,M.Pd. selaku
Kasubdit Pendidikan Keaksaraan dan Budaya Baca; Prof. Dr. Supriyono, M.Pd. selaku
Guru Besar Universitas Negeri Malang serta Ketua IKAPENFI; kemudian pembicara
yang ketiga adalah Prof. Dr.Yatim Riyanto, M.Pd, selaku Guru Besar Universitas
Negeri Surabaya.
Dalam
materinya Dr. Samto M.Pd, menyampaikan tentang tantangan PAUD dan PENMAS, yaitu
sebagai bonus demografi mempersiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka
serta tantangan arus perkembangan teknologi, adanya loncatan perkembangan
teknologi dimana kita harus bisa menyesuaikan dengan adanya teknologi yang
semakin canggih ini, karena usia tidak membatasi untuk kita belajar. Pemateri
kedua disampaikan oleh, Prof. Dr. Supriyono, M.Pd, beliau menyampaikan tentang
revisi 4.0 dimanfaatkan untuk kearifan lokal bagi pendidikan, pendidikan
karakter tidak bisa diajarkan secara formal, tetapi harus dilakukan secara
langsung. Beliau juga menyampaikan bahwa pembelajaran tidak hanya dalam kelas
dan terpacu dengan dosen, namun kita harus dapat belajar secara mandiri.
Kemudian
setelah itu dilanjutkan pemateri ketiga oleh Prof. Dr. Yatim Riyanto, M.Pd,
beliau menyapaikan tentang esensi Pendidikan Non Formal, dimana PNF pada dasarnya dapat memenuhi kebutuhan pendidikan (belajar) semua
lapisan masyarakat berdasarkan situasi dan kondisi (lingkungan) mereka
berdomisili.
![]() |
Pemberian kenang-kenangan kepada Dirjen PAUD DIKMAS selaku pembicara. |
Dengan
materi-materi yang telah disampaikan tersebut, kita sebagai mahasiswa
PNF dapat melakukan
pengembangan dengan memanfaatkan satuan-satuan pendidikan sebagai laboratorium,
kita harus banyak melakukan pengembangan di ranah PNF,
serta agar tidak tertinggal oleh zaman kita harus meningkatkan strategi
pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman. Acara tersebut terbilang sukses,
berkat kerja keras semua panitia, dan hal itu terlihat dari banyaknya jumlah
peserta. Peserta yang hadir tidak hanya dari mahasiswa Pendidikan Non Formal
saja melainkan juga dari jurusan lain dan juga dari kalangan umum.
permainan games sabung ayam online terpercaya di indonesia
BalasHapusraih kemenangan anda 100% tanpa bot sekarang juga
info selengkapnya dapat hubungi cs kami :
WA: +628122222995
Posting Komentar